Kamis, 10 Mei 2012

Strees Pekerjaan dan Harta

Bagi setiap orang, pekerjaan dan kekayaan merupakan hal yang penting. Bukan hanya sebagai sumber penghasilan untuk keperluan hidup, tetapi juga menjadi bagian dari identitas diri. Orang yang tidak punya pekerjaan jelas mengalami stres.  orang yang hidupnya dikelilingi oleh barang-barang mewah, mulai dari mobil, barang elektronik, hingga perhiasan, ternyata lebih rentan terhadap serangan depresi dan kecemasan berlebihan. Hal ini berbeda jauh dari mereka yang memiliki kehidupan yang jauh dari kemewahan.
Selain itu, orang-orang yang terbiasa hidup mewah ini juga cenderung kurang tertarik pada aktivitas sosial seperti pesta, dan lebih suka hidup menyendiri dibandingkan orang lain. Hanya sedikit dari mereka yang mau meluangkan waktunya untuk kegiatan sosial, seperti menjadi sukarelawan.
 Apalagi jika ia juga mempunyai tanggungan yang menggantungkan nasib kepadanya. Tetapi orang yang mempunyai pekerjaan juga tidak terlepas dari stres.
Unsur-unsur yang berpengaruh terhadap stres di tempat kerja tersebut antara lain rasa aman atas pekerjaannnya (job security), dukungan sosial, sifat pekerjaan yang monoton, upaya fisik yang diperlukan, tingkat kebutuhan fisiologik, tingkat kesertaan dalam mengambil keputusan untuk jenis pekerjaan, suasana tempat kerja, kebersihan udara tempat kerja.

Stres di tempat kerja juga dipengaruhi oleh faktor individu, seperti tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, latar belakang budaya (termasuk etnisitas) dan gaya hidup (merokok, minum alkohol, dan yang lain). Selanjutnya, derajat stres di tempat kerja sudah tentu akan memengaruhi produktivitas, loyalitas terhadap perusahaan, tingkat kesehatan individu termasuk beban biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan baik langsung maupun tidak langsung, angka kecelakaan kerja, dan angka mangkir (absenteism rate).
Masalah baru yang muncul akhir-akhir ini adalah adanya larangan merokok di tempat kerja. Dalam ruangan ber-AC, banyak menggunakan komputer atau alat-alat elektronik yang peka terhadap debu, atau sifat pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan kecepatan, dan dengan benda-benda yang mudah terbakar, atau pekerjaan yang memberikan pelayanan kepada orang lain, perusahaan mengenakan larangan merokok di tempat kerja.

Peraturan ini juga akan dapat menimbulkan stres bagi mereka yang sudah kecanduan rokok. Sebaliknya, kalau dibiarkan pekerja merokok di tempat kerja, ia dapat menimbulkan stres bagi yang bukan perokok. Kedua-duanya merupakan masalah yang akan berdampak pada produktivitas pekerja. Di situlah diperlukan kearifan pemilik perusahaan atau manajer perusahaan untuk membuat aturan yang bijaksana.

 Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar